"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Kamis, 18 November 2010

Keseharian Habib Munzir al Musawa


QUESTION:
pada kesempatan ini, saya hendak meminta Habibana untuk bercerita tentang keseharian keluarga Habibana: istri dan anak-anak Habibana dari segi tarbiyah, zuhud, qanaah, lembut, sabar, wara, dalam ibadah dll supaya kami bisa meniru dalam menciptakan kelurga dengan cahaya Ilahi insyaAllah.

ANSWER:
hamba pendosa ini bukanlah yg patut dicontoh sebagai guru yg baik dan panutan yg baik, walaupun hamba berusaha mencapai kehidupan yg zuhud, wara, tawadhu, sakinah, dalam rumah tangga dan dalam bermasyarakat.

zuhud adalah hidup dg sederhana dalam keduniawian, hamba belum mampu mencapainya, namun sebagian usaha yg hamba lakukan adalah menghilangkan cinta pada semua hal yg bersifat duniawi, berupa harta dll yg tidak ada sangkut pautnya dg asesoris dakwah.

Senin, 01 November 2010

Wahai Guru Nan Lembut dan Damai


Kubersimpuh Rindu Walau Beberapa Menit Pada Sang Guru Mulia Nan Lemah Lembut

Senin 18 oktober 2010 hamba meluncur dengan penerbangan pertama dari bandara Soekarno Hatta Jakarta pk 6.35 wib menuju Bandara Changi Singapura, tiada niat lain selain melepas rindu pada Guru mulia, manusia yang paling kucintai di bumi ini, dan telah menjadi sumpah setiaku bakti hidupku dan matiku adalah untuk berbakti pada beliau, yang beliau adalah hamba yang hidup dan mati beliau untuk berbakti pada Sang Nabi saw, yang Sang Nabi saw hidup dan mati beliau saw untuk berbakti pada Allah swt.

Hamba tiba pk 9.00 waktu singapura (8.00 wib), dan menanti kedatangan Sang Guru Mulia yang akan tiba di Changi Airport Singapura pd pk 9.00 waktu singapura pula, ketibaan dari Kualalumpur.

Ternyata pesawat beliau delay (tertunda) dan beliau baru keluar pk 11.30 waktu singapura, hanya sekitar dua puluh orang saja yang menanti kedatangan beliau di bandara Changi, maka hamba menangis melihat wajah mulia nan penuh kedamaian itu melangkah dengan santai menuju pintu exit, tiada desak desakan dalam menyalami beliau, dan hamba mohon waktu berbincang sesaat dengan beliau di bandara, sebelum beliau meneruskan ke kota singapura dengan acara yang padat pula,

Beliau tersenyum dan menyambut karung dosa ini dengan teguran lembut.. selamat jumpa wahai sayyid munzir..”,