"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Selasa, 06 April 2010

Perjalanan Surabaya-Singapura-Bali


ditulis oleh:
Habib Munzir Al Musawa
www.majelisrasulullah.org

*************
*************

Laporan Dakwah Denpasar Bali


Dinihari selasa, 23 ferbruari 2010 saya bersama Muhammad Ainiy bertolak meninggalkan bandara Soekarno hatta, kali ini tujuan kami adalah Denpasar Bali, perbedaan waktu denpasar (WITA) adalah 1 jam lebih dahulu daripada Jakarta, kami tiba dg sambutan hangat para kordinator Majelis Rasulullah saw wilayah Bali, Bpk KH Badrudin, Hb Talib Assegaf, Hj Rois, Hj Kholid, dan bersama para pendukung dakwah lainnya.

Dari bandara Ngurah Rai Denpasar kami langsung berkunjung ke Kediaman Raja Bali, ia menyambut kami dg hangat dan akrab, ia meminta maaf karena tidak sedang menggunakan pakaian kebesarannya karena kedatangan kami mendadak. Saya pribadi mempunyai banyak maksud dalam kunjungan ini, mengingat dakwah majelis Rasulullah dengan pesat berkembang, maka akan sangat menyolok bagi penganut agama hindu di Bali yg merupakan mayoritas, dan itu membahayakan keselamatan saudara saudara kita muslimin, karena mereka bisa saja di provokasi oleh fihak musuh islam untuk memerangi dan mempersulit dakwah muslimin, maka maksud kedatangan saya kepada Raja Bali adalah menjalin hubungan erat dengan pimpinan adat tertinggi di Bali yg sangat berpengaruh disana.

Tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan kelembutan islam dan fleksibel nya ajaran islam dalam menghargai tuntunan kerukunan ummat beragama yg diajarkan Rasul saw. Dan juga saya bertujuan memberi pemahaman pada muslimin di Bali untuk tidak memusuhi mereka yg beragama hindu walau berbeda agama, namun mestilah muslim lebih baik dan lebih sopan dari non muslim, yg dg itu mereka bisa lebih mendekat dan mengenal islam, paling tidak mereka tidak memusuhi muslimin, dan itu demi keamanan muslimin pula dan keasrian muslimin yg minoriyas di wilayah Bali.

Kunjungan singkat di kediaman Raja Bali dalam ramah tamah ini merupakan kunjungan saya yg pertama dan belum pernah sebelumnya seorang habaib atau ulama berkunjung dari Luar Bali kepadanya.

Beliau sangat ramah dan kamipun akrab, ia mempersilahkan jika kunjung ke Bali untuk menginap dirumahnya saja…, subhanallah.., beliau tahu kedatangan saya adalah untuk berdakwah, namun jiwa seorang Raja yg bijaksana walau beliau beragama hindu namun menyambut kami dan mempersilahkan saya menginap dirumahnya.

Kejadian ini mengingatkan saya pada Raja Najasyi, ketika Rasul saw mengirimkan utusan beliau saw kesana yaitu Jakfar bin Abi Thalib ra untuk mengajak kepada keislaman, sedangkan Kaisar Najasyi beragama Nasrani, Kaisar/Raja Najasyi tidak langsung memeluk islam, namun ia menyambut utusan Rasul saw dg Hangat, dan membolehkan islam diajarkan di wilayahnya, tak lama iapun masuk islam, dan ketika ia wafat maka Rasul saw melakukan shalat Ghaib di Madinah, dan itlah shalat gaib yg pertama kali dilakukan dalam sejarah islam, yaitu untuk Kaisar Najasyi (Shahih Bukhari)

Kami berfoto bersama, lalu kami berpisah dan menuju penginapan untuk beristirahat, kondisi saya drop sekali dan sangat lemah, saya dijadwalkan untuk mengisi ceramah disebuah masjid di Denpasar sebelum magrib, lalu magrib berjamaah; lalu ke wilayah Tabanan untuk Majelis Akbar, namun karena kondisi saya yg sangat drop sore itu, maka saya tidak mampu mengunjungi majelis pertama, dan hanya bisa mengunjungi majelis kedua, yaitu di wilayah Tabanan, Maulid Dhiya ullami dikumandangkan pertama kali di Tabanan, lalu berdiri penceramah dari Langitan Jawa Timur, seorang alumni Darul Mustafa juga, yaitu KH Abdullah, putra dari KH Abdullah Faqih, Langitan.

Jamaah berkisar 1.500 muslimin muslimat, merupakan jumlah yg sangat teramat banyak untuk wilayah Bali, saya penceramah kedua, dan ditengah ceramah saya datanglah Gung… seorang kerabat Raja Hindu yg diutus untuk mewakili Raja Hindu menghadiri acara kami, ceramah diakhiri dg menggemuruhkan dzikir Yaa Allah, Yaa Allah, dan kalimat Tauhid, acara berakhir pada 22.30 WITA, dan kami kembali ke penginapan di Denpasar, tubuh serasa hancur dari lelahnya menghadapi desakan massa yg ingin bersalaman, ingin rasanya saya menjatuhkan diri dan pasrah apapun yg akan mereka lakukan terhadap diri ini, namun hati kecil saya membisikkan bahwa pada setiap uluran tangan itu terdapat pahala dan keridhoan Allah swt, akankah kau tolak wahai munzir pendosa?, maka saya menahan diri dan terus berusaha tak melewatkan satu tanganpun yg terulur untuk bisa bersalaman.

Kami menuju Denpasar diikuti konvoi banyak kendaraan bermotor dan Mobil dari Denpasar yg juga turut hadir ke Tabanan, dan juga datang jamaah dari Singaraja, Klungkung, dll, mereka terus mengikuti sampai ke penginapan.. Kurebahkan tubuh dipembaringan, dan beristirahat..

Dinihari rabu 24 februari 2010, dalam sujud dan doa serta dzikir, aku merenung, wahai Allah, wilayah ini mestilah sering hamba kunjungi, mereka para kordinator meminta kunjungan bukan hanya semalam saja, namun tiga hari dua malam, agar bisa mengunjungi lebih banyak lagi wilayah di sekitar denpasar, namun tubuh yg lemah ini apakah mampu…, beri hamba kekuatan.., beri hamba kemampuan.., beri hamba kesempatan waktu..,

Sebelum adzan subuh mereka telah tiba dan kami melakukan shalat subuh berjamaah, dalam perjalanan menuju mandara Ngurah Rai, penerbangan kami pulang ke Jakarta adalah pk 6.30 WITA, yaitu 5.30 WIB, maka langsung selepas shalat subuh kami meluncur menuju Bandara, hanya 1 mobil saja yg bersama kami, sedang kami berbincang bincang seputar dakwah, kemudian terliat satu pengendara motor berjaket Majelis Rasulullah saw, ia terus mengawal kami, lalu datang satu motor lagi dg pengendara berjaket Majelis Rasulullah saw, lalu lagi dan lagi, mereka sama sama ingin mengiringi ke Bandara Ngurah rai untuk mengantar kepulangan saya, satu diantaranya adalah dari Jamaah Depok dan selalu hadir majelis majelis kita di Jakarta, kini ia sudah setahun di Denpasar, ia berkirim salam untuk seluruh jamaah Majelis Rasulullah saw di Jakarta.

Peluk perpisahan mengakhiri perjumpaan kami, kutulis risalah ini diatas wilayah Cirebon, sebagaimana dikabarkan oleh Pilot bahwa kami sedang diatas wilayah Cirebon dg ketinggian 30.000 kaki dari permukaan laut.

Masih terbayang kunjungan ramah tamah kepada Raja Bali, masih terfikir bagaimana beratnya saudara saudara muslimin melewati hidupnya ditengah tengah mayoritas non muslim, masih terngiang ngiang permintaan para kordinator untuk kunnjungan 3 hari 2 malam ke Bali demi kemaslahatan muslimin Bali agar lebih banyak wilayah yg dikunjungi.., Laa ilaha illallah… kalimat inilah yg kujadikan akhir doa dan harapanku serta harapan mereka dan seluruh harapan muslimin…, dan Rabbiy gembirakanlah hati nabi Mu Muhammad saw dg berkembangnya muslimin di Bali dan seluruh wilayah muslimin, bantulah para Da;I muslimin, bebaskan kami dari kesulitan, singkirkan penghalang penghalang kami, sembuhkan penyakit dan sakit serta kelelahan kami, beri kekuatan pada kami, permudah perjuangan kami, limpahkan kemakmuran untuk kami, tambahkan semangat kami, sehingga kami lebih leluasa untuk berjuang dan berkhidmat pada Mu dan pada tuntunan nabi Mu, Yaa Allah.. Yaa Allah.. Yaa Allah..

Kuakhiri laporan dakwah dari empat wilayah ini, Jawa Timur, Singapura, Kualalumpur, dan Bali, semoga wilayah wilayah itu dan seluruh wilayah muslimin semakin makmur dg hidayah dan keluhuran serta kemakmuran, amiin


*************
*************

Laporan Dakwah Singapura & Kualalumpur


Pagi, Selasa 16 februari 2010 saya dan Muhammad Qalby meninggalkan Bandara Soekano Hatta menuju Changi Airport S’pore, kami tiba pagi itu telah dinanti oleh Sayed Abdulkader Ali Alhaddad, kordinator dakwah untuk wilayah S’pore dan beliau pula yg selalu mengatur jadwal kunjungan saya dan Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Alhabib Umar bin Hafidh ke Singapura.

Kami tiba dan saya langsung menjalani pengobatan dan pemeriksaan, pengobatan kali ini dilakukan dengan Magnet Electrik di beberapa bagian tubuh, maka tanpa dikira kira pengobatan syaraf itu membuat kantuk yg luar biasa, tidak beberapa menit kemudian saya pun terlelap tidur dan tak sadarkan diri sampai hampir lewat waktu dhuhur, saya sekedar bangun dan niat jamak ta’khir lalu tak bisa bangun Karen kantuk yg dahsyat, dan baru siuman pd dekat waktu magrib, kami melakukan shalat dhuhur dan asar, lalu menanti waktu magrib, kemudian melakukan shalat magrib dan isya jamak taqdim dan turun menemui tamu tamu untuk acara maulid.

Sebenarnya tak ada acara dakwah untuk singapura, hanya pengobatan saja, namun sekedarnya maka dibuatlah Maulid di kediaman Sayed Abdulkader Ali Alhaddad, hadirin berkisar 200 orang pria dan wanita saja, selepas isya acara selesai dan saya tak lagi bisa menahan kantuk, sungguh pengobatan itu dahsyat sekali, lebih dari pil tidur karena tak habis habis daya kantuknya, saya pun beristirahat lagi dan baru terbangunkan sekitar 1 jam sebelum subuh, beberapa rakaat witir dan dzikir, lalu meneruskan perjalanan diantar beliau menuju Bandara Changi untuk meneruskan dakwah ke Kualalumpur Malaysia, perjalanan ditempuh sekitar 90 menit, dan sepanjang jalan saya masih terus dalam kantuk.

Kami tiba di bandara Kualalumpur disambut oleh Adda'I ilallah Alhabib Ali Zainal Abidin Al Hamid, Al Habib Husein Juneid, dan Ustaz Azyan, selaku Imam Masjid Raya Al Falah. Sambutan dan peluk rindu atas lamanya saya tak mengunjungi K’lumpur, kami tiba dikediaman Hb Husein Aljuneid dan sungguh kantuk masih terus membayangi mata ini dan saya beristirahat hingga sore hari, dekat dg waktu magrib kami makan seadanya lalu menuju Masjid Al Falah, Subang Jaya Kualalumpur, ratusan Jamaah sudah memadati masjid raya nan megah itu, dan saat selepas shalat Magrib masjid itu sudah setengahnya terisi jamaah, hadirin hadirat berkisar 1.500 orang, Maulid Dhiya'ullami dilantunkan, lalu saya menyampaikan tausiyah sekiatr 60 menit, derai dan jerit tangis hadirin terdengar jelas ditengah tengah seruan dan munajat, sungguh jiwa mereka sangat haus menerima seruan seruan kelembutan ilahi, tuntunan kedamaian Sayyidina Muhammad saw, acara selesai dan kami dijamu dan tatap muka dg para ulama dan habaib setempat, dan disepakatilah untuk kunjungan berkala setiap bulannya di kualalumpur, kemungkinan bulan depan kunjungan di Masjid Bukhari atau Baitul Aman di Syah Alam Kualalumpur, namun kepasiannya masih kami tunggu dari hasil musyawarah mereka kelak, Ustaz Azyan, Hb husein Juneid, Hb Abdurrahman haddad, Hb Ali Zainal Abidin Alhamid, Hb Faisal Alhabsyi, bagaikan bintang bintang cemerlang di Kualalumpur, yg menjadi penghantar perantara masuknya para Dai dari pelbagai Negara ke Kualalumpur dan hampir seluruh wilayah Malaysia,

Rabbiy Tuhanku Yang Maha Menggenggam ruh dan jiwa ini, beri kemampuan pada hamba untuk terus mengunjungi wilayah kota kota besar muslimin, Singapura, Kualalumpur, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin dan lainnya, juga wilayah wilaya terpencil, sebagaimana wilayah wilayah hutan bpedalaman irian barat, Wahai Tuhanku beri hamba kesehatan, tangis doa dan jeritan haru terus berderai di setiap tausiah seruan hamba, ucapan kalimat kalimat dari lidah pendosa ini terus membawa manfaat dan getaran Jiwa di sanubari penduduk segenap wilayah, maka berilah kesehatan, kemampuan, kekuatan, sungguh terasa hancur dan lelah tubuh ini, sungguh berat dan malas mengadakan kunjungan keluar kota dan luar negeri, berdesakan dengan banyak orang, berpacu dg waktu, terburu buru dan berpeluh lelah, bosan dan penat sekali rasanya untuk meneruskan kunjungan kunjungan, namun semangat sungguh terbangkitkan jika mengingat perjuangan Guru mulia yg tak kenal lelah dalam dakwah beliau..

Kutulis laporan ini pada pagi kamis 18 februari 2010, aku berada di atas permukaan pulau sumatera dan pesawat sebentar lagi mendarat di bandara Soekarno Hatta, Wahai Sang Maha Pemelihara langit dan Bumi, peliharalah Iman kami, makmurkanlah iman ummat ini, curahkan hidayah pada mereka yg belum memeluk islam, limpahkan keinginan bertobat pada mereka yg terjebak dalam dosa besar, dan limpahkan semangat dan kemakmuran bagi para Da'I penyeru ke jalan keluhuran, permudah perjuangan kami dalam membenahi ummat ini, singkitkan kesulitan dan hambatan, sering kami terhalangi oleh pendanaan, dana tiket penerbangan, atau kesehatan yg tidak mendukung, atau bahkan bisikan syaitan untuk bermalas malasan, maka Rabbiy terbitkanlah cahaya untuk kami yg memusnahkan segala penghalang itu… wahai Rabbiy..
Amiin..

*************
*************

Laporan Dakwah Sukoredjo, Pandaan, Malang Jawa Timur


Pagi Jumat 13 Februari 2010
Saya bersama Muhammad Ainiy meninggalkan Bandara Soekarno hatta pk 07.00 menuju Bandara Juanda Surabaya, kami tiba dan telah dinanti oleh Hb Muhammad Bin Hadi, seorang pengusaha yg mapan di wilayah Surabaya, beliau memang selalu simpatik dalam hal yg bersifat dakwah, dan sangat perduli dg perluasan dakwah khususnya di wilayah Jawa Timur.

Beliau mempunyai Villa di wilayah Tretes, wilayah Tretes dikenal sebagai tempat rekreasi dan juga banyak terdapat prostitusi, namun beliau sering mengadakan Tablig Akbar di wilayah Tretes dan sekitarnya, juga pengajian berkala bersama KH Sa’dullah dan jamaah, dan pernah beberapa kali saya menginap di Villa nya yg dipinjamkan begitu saja bagi para da’I dari jauh yg berkunjung.

Habib Muhammad bin Hadi menjemput saya dan mengantar saya ke Masjid sekaligus pesantren KH Sa'dullah yg memang merupakan tujuan acara kunjungan saya kali ini.

Kami tiba pk 10.00 WIB, dimeriahkan dg sambutan Hadroh dan Thola’al Badru, jamaah sangat bersemangat dan haru, karena sudah 6 tahun saya tidak kunjung ketempat tsb, kira kira pd awal 2002 saya mengunjungi KH Sa’dullah dan berkenalan, lalu mulailah kunjungan demi kunjungan yg kemudian menjadi kunjungan bulanan berkala, beliau memimpin lebih dari 60 cabang majelis taklim, di 60 wilayah seputar Jawa Timur dan sebagian Jawa tengah, Pernah saya berkata pada beliau, bisakah jamaah dipadukan kesemuanya dari semua cabang?, beliau mengeluhkan transportasi, beliau berkata paling tidak kita butuh 80 sampai 100 truk untuk mengangkut mereka dari seluruh wilayah.., Subhanallah..

Saya pernah mengunjungi hampir seluruh wilayah cabang majelis beliau, dan memang setiap cabang tidak kurang dari 1000 sampai 5000 orang hadirinnya, namun beliau sangat rendah hati dan selalu merendah, seakan akan berlaku sebagai khadim, khususnya bagi para habaib, dan beliau adalah ulama dan da’I yg gigih, tabah, dan bersemangat dalam terus memperluas dakwahnya,

Beliau pernah bercerita ketika melewati medan medan yg jauh di pedalaman jawa timur, beliau berkata : disini dulu belum ada jalan mobil habib, kami berjalan kaki berjam jam untuk mencapai perkampungan dg membawa hadroh untuk berdakwah.. dan dulu kami Cuma punya truk tua, maka truk itulah yg mengantar kami kemanapun wilayah yg kami kunjungi, truk sering mogok dan kami bersama sama mendorongnya walau hujan deras sekalipun, dan kami sering sampai ke Solo atau bahkan Jakarta dg Truk itu.. Saya katakan : Yai apakah tidak kelelahan jamaah diatas Truk sampai Solo atau Jakarta…??, beliau menjawab sambil tertawa: mereka murid murid saya itu Pasukan Katak bib, mereka ampibhi, dimana saja hidup..

Wahai Rabb, perbanyaklah para Da'I beriwa Baja seperti ini, sungguh muslimin akan cepat terbenahi jika banyak ulama dan kyai yg berjiwa tegar penuh semangat sebagaimana beliau, semoga Allah swt melimpahkan Rahmat dan Kemudahan selalu kepada beliau, dan Inayah serta pertolongan dalam perjuangan beliau dan hari hari beliau, juga kepada segenap para da'I dimuka Bumi, khususnya wilayah Indonesia, negeri muslimin terbesar dimuka bumi… Amiin..

0 komentar:

Posting Komentar