"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Kamis, 14 Februari 2013

34 Hari Mencari Cinta



AWAL SEPTEMBER 2012
Hidupku masih ‘bebas’ seperti laki-laki single lainnya. Umurku 22 tahun, belum terlalu memikirkan jodoh, aku punya ‘kesibukan’ sendiri, jadi tak terlalu galau masalah cinta... :) Beberapa kali ditawari, tapi aku tak terlalu memikirkannya

OKTOBER 2012
Hanya berselang sebulan, statusku telah berubah. Kini aku bukan laki-laki untuk diriku sendiri, tapi aku sudah menjadi suami, suami untuk istriku tercinta...

###
Berawal dari SMS Mbak Fitri (dulu seniorku di kantor, tapi setengah tahun yang lalu sudah pindah, mutasi kantor). Biasanya Mbak Fitri SMS kalo ada hubungannya dengan masalah pekerjaan.
Tapi gak ada apa-apa, tumben SMS. Awalnya masih SMS ‘ngalor-ngidul’ dulu, mungkin ada sesuatu. Akupun minta to the point aja...

Tak disangka, eh... ternyata mau nawarin jodoh, hehe.. -.-
Mbak Fitri mau mengenalkanku dengan seorang wanita, aku tak tahu siapa. Sejenak aku berpikir, akhirnya aku putuskan, tak ada salahnya dicoba. Barangkali jodoh, tapi kalo memang ga jodoh ya ga apa-apa, namanya juga ikhtiar :)

Aku tak tahu mau dikenalkan dengan siapa, lalu akhirnya Mbak Fitri menyebut nama seorang wanita....


###
SENIN, 17 SEPTEMBER 2012
Pertama kalinya, aku dan wanita itu mulai berkenalan dengan bertukar kertas biodata... sebenarnya aku masih ragu, benar-benar ragu mau MENIKAH atau JANGAN DULU. Modal apa aku nikah? Umurku masih 22 tahun dan gajiku tak seberapa, aku tak punya apa-apa...

Sore harinya, seperti biasa ada jadwal majlis setiap senin ba’da magrib yang diasuh oleh Habib Jamal Ba’agil, yang ajarkan adalah kitab karyanya Imam Al Haddad, waktu itu masuk bab tawakkal... awalnya yang diterangkan adalah tentang tawakkal, tapi tiba-tiba pembahasan ‘nyebrang’ ke masalah pernikahan. (TAWAKKAL DALAM PERNIKAHAN, kuberi judul begitu, hhe..). Habib Jamal menerangkan yang intinya: SEGERALAH MENIKAH.
“Walaupun umurmu 21 tahun dan penghasilanmu mungkin hanya 750 ribu per bulan, segeralah menikah... Walaupun tidak punya modal, asalkan kamu suka hadir di pengajian, menikahlah!... tawakkal.” kira-kira seperti itu nasihat beliau. Kata-kata beliau seperti mirip dengan kondisiku saat itu: umurku 22 tahun dan gajiku hanya 850 ribu per bulan. Yang hadir pengajian ada ratusan, tapi seolah-olah, nasihat beliau khusus ditujukan kepadaku. Bahkan Habib Jamal di akhir penjelasannya tentang pernikahan mengatakan, “ini tadi sebenarnya yang dibahas tentang tawakkal, tapi kok tiba-tiba jadi mbahas pernikahan?”
Hehe.. ^^

SABTU, 22 SEPTEMBER 2012
Lima hari kemudian, aku pulang ke rumah dengan mengendarai motor Beat-ku, ingin memberi tahu orang tuaku dan minta izin apakah aku boleh menikah, jika diizinkan, rencananya besoknya hari minggu aku langsung mau silaturrahim ke rumah orang tuanya....
Akan tetapi, di tengah perjalanan pulangku dari Malang ke Nganjuk, di daerah pegunungan Kecamatan Ngantang, aku mengalami kecelakaan.. Mungkin karena pikiranku yang sedang ‘tidak normal gara-gara si dia’ -.- ...  Motorku slip, aku jatuh dengan terseret, seperti berseluncur di jalanan aspal. Hingga pakainku jebol dan robek karena gesekan dengan aspal. Kaos kakiku jebol dan kakiku lecet-lecet berdarah, sarung tanganku robek hingga menembus kulit telapak tanganku, jaketku, celanaku kotor semua, perih sekali rasanya, sekujur tubuhku rasanya sakit semua... Saat itu, rasanya rencanaku buyar semua, tak jadi silaturrahmi ke rumah orang tuanya, pikiranku berkecamuk, yang terbayang saat itu adalah motorku rusak dan aku akan masuk rumah sakit....
Aku coba menggerakkan tubuhku, alhamdulillah aku masih bisa berdiri. Kulihat motorku, alhamdulillah masih utuh, hanya lecet-lecet body di beberapa bagian, remnya bengkong, dan spionnya patah. Untung jalan pegunungan itu sepi kendaraan, jika ramai mungkin saat jatuh aku bisa ditabrak kendaraan dari depan/belakang.
Motorku aku servis, sambil aku istirahat, menenangkan pikiran dan mengistirahatkan sekujur tubuhku yang rasanya sakit semua, perih.. motorku aku servis, karena sampai rumah nanti aku tak ingin orang tuaku tahu kalo aku baru saja jatuh. Kalo orang tua tahu, bisa-bisa aku dilarang silaturahmi ke rumah orang tuanya, yang memang jaraknya cukup jauh, sekitar 50 km dari rumahku.

Sesampainya di rumah, aku bercerita dan meminta izin apakah aku diizinkan untuk menikah.... dan... Bapak dan ibuku percaya kepadaku, alhamdulillah diizinkan :)

MINGGU, 23 SEPTEMBER 2012
Dengan meminjam motor Vario milik adikku (karena motor Beat-ku masih 'sakit'), aku berangkat silaturahmi ke rumahnya sendirian. Sendirian bertemu orang tuanya. Hanya sekitar 2 jam aku di rumahnya.

SABTU, 20 OKTOBER 2012
Alhamdulillah, aku menikah dengannya, wanita yang sekarang menjadi istriku, istriku tercinta ^^

###
Saat itu...
Saat itu semua terasa berlangsung begitu cepat. Hanya dalam waktu 34 hari sejak pertama kali kami kenalan, akhirnya kami menikah. Alhamdulillah atas segala ni’mat-Mu Yaa Allah... alhamdulillah

*@ Waskon 3 KPP 628, 14-2-2013*

0 komentar:

Posting Komentar