Terjemah
Tausiyah Adda'ilallah Al Habib Ali Bin Abdurrahman Al Jufry Pada
Peringatan Isra dan Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW di Monas pada tanggal
16 Juni 2012
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Limpahan Puji
kehadirat Allah SWT , atas kenikmatan Islam dan kenikmatan Iman. Segala
puji atas Kalimah “Laa ilaahaillallah”, Segala Puji Bagi Allah atas
kecintaan kepada Sayyidinaa Muhammad SAW yang tersuci yang terpilih
yang kita berkumpul untuk mendengarkan daripada sirah Nabi Muhammad
SAW. Shalawat dan Salam yang denganya semoga membuka hati seluruh yang
hadir disini untuk mencintai Beliau, untuk meminum daripada telaga Haud
Beliau, untuk menganut dan mengidolakan Beliau Nabi Muhammad SAW.
Tidaklah yang menguntungkan kita semua terkecuali karena kecintaan kita pada Nabi Besar Muhammad SAW. Kalau bukan karena kecintaan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, maka tidaklah kita dikumpulkan diperkumpulan yang mulia ini. Dan perkumpulan kecintaan kalian ini yang berada dihatimu besar ataupun kecilnya itu adalah kabar gembira. Bahwa engkau mempunyai sambungan yang tiada terputus dengan cinta Nabi Muhammad SAW kepadamu. Rosulullah SAW telah mengisyaratkan tentang cinta yang telah kita sebutkan tadi, bahwa Rosulullah SAW wajah terindah dan akhlak yang terindah serta akhlak para sahabatnya yang memiliki kadar yang tinggi disisi Allah SWT. Rasulullah berkata: “Aku cinta, Aku rindu untuk bertemu dengan umat-umatku” yaitu kalian saudara-saudaraku.
Hadirin
dan Hadirot , suatu ketika Rasulullah SAW menangis dan ketika itu para
Sahabatnya bertanya : “Yaa Rasulullah SAW, apa yang membuatmu susah,
bersedih dan menangis, bukankah kami adalah para Sahabatmu dan
saudara-saudaramu yang selalu cinta terhadapmu ?. Jawab Rasulullah SAW :
“Bukanlah kalian sebab aku menangis, tetapi Umat-Umatku yang setelah
aku tiada , mereka tiada pernah berjumpa denganku, namun mereka beriman
kepadaku. Aku menangis rindu ingin berjumpa dengan mereka.
Siapa yang ditangisi Rasulullah SAW karena Rindu ?? Itu adalah Kalian !!!
Yang mana kalian beriman kepada Nabi, masuk Islam tanpa kalian melihat Nabi Muhammad SAW.
Itu adalah kalian ... Itu adalah cinta, rindu Rasulullah SAW untuk kalian ..Tangisan rindu itu untuk kalian ...
Tangisan kerinduan kepada kalian yang beriman kepada Rasul, tanpa
pernah kalian berjumpa dengan Beliau, yang berkorban , mengajak saudara ,
keluarga kalian .. Untuk beriman pula kepada Baginda Rasulullah SAW,
Itulah kalian !! yang dirindukan Rasulullah SAW ...
Sayyidina Umar,
ketika bertemu dengan Rasulullah SAW dan para Sahabatnya terdahulu yang
setia dalam jihad dan peperangan, Ketika itu Rasulullah SAW ( setelah
peperangan ) , Rasulullah SAW belum mandi, maka sayyidina Umar memandang
wajah Beliau dengan debu yang ada pada wajah Beliau SAW, Maka Sahabat
Umar mengatakan : “Yaa Rasulullah , Debu yang berada diwajahmu Yaa
Rasulullah , lebih aku cintai daripada diriku sendiri.
Sungguh
begitu besar kecintaanya pada Rasulullah SAW. Lantas bagaimana dengan
kita yang dirindukan Rasul, dicintai Rasul, tanpa melihat Rasul, Dari
generasi ke generasi , bersatu padu, berkumpul , bersatu padu untuk
menyatakan kecintaanya pada Baginda Rasulullah SAW. Maka Rasul pun
datang dan berkata : “Aku datang dari tempat yang jauh, untuk bersatu
padu , dengan kalian yang saudara-saudariku yang kumuliakan”
Siapa
yang hidup dengan kecintaan ini, dan berjuang untuk mengikuti jejak
akhlak kekasihnya ( Rasulullah SAW ), yang mana Beliau mengutarakan
dalam Hadis Mulia Beliau , bahwa Orang-orang yang mencintai Beliau,
kelak akan dikumpulkan bersama Beliau.
“Seseorang kelak akan bersama dengan orang yang dia cintai”
Dan didalam perkumpulan mulia, di malam Isra wal mi’raj ini, Maka
menyiratkan Rasulullah SAW melewati hal-halkisah Rasulullah SAW yang
terdahulu, dicekik, dilempari , dikejar-kejar, dan orang yang paling
banyak dicari untuk dibunuh. Maka diutuslah malaikat Penjaga Gunung
untuk menindih daripada penduduk yang telah melempari beliau daripada
Ahlul Bayt . Namun Beliau berkata dan berharap agar tidak ditimpakan
gunung-gunung itu, seraya berkata : “Aku berharap, dari
keturunan-keturunan mereka akan muncul manusia-manusia yang beriman
kepadaku.
Saudara-Saudariku, “Ini , rahmat dan kasih sayang seperti
ini, apabila muncul dari hati seseorang yang membenci Beliau, yang
mencekik Beliau, yang mengejar-ngejar Beliau, dan ingin membunuh Beliau,
maka akan berbalik menjadi kemuliaan kasih sayang kepada Baginda
Rasulullah SAW, yang daripadanya timbul kedamaian , merubah keadaan
hingga barat sampai timur dan timur termuliakan
Setiap dari kalian
akan mendapat dari Allah SWT pujian, akan mendapat dari Allah
kemuliaan, akan mendapat dari Allah hikmah, yang mana berjuang menjaga
cintanya kepada Beliau, berjuang terhadap apa-apa yang mengganggunya,
yang memfitnahnya , memusuhinya , dibalas dengan akhlak dan kelembutan
yang diajarkanya, maka akan dikumpulkan Bersama Beliau dalam keadaan
berbahagia. Dimana mereka selalu berbuat baik sebelum mereka berbuat
baik terhadapnya. Membalas cacian dengan kelembutan dan kemuliaan
akhlak, maka sesungguhnya tali kalian bersambung dan tidak terputus
kepada Baginda Rasulullah SAW, yang mana ketika Beliau berjalan.
Malaikat Jibal .. Malaikat penjaga Gunung berkata kepadanya : “Wahai
Rasulullah SAW, jikalau engkau mau... aku himpitkan, tindihkan .. aku
“kepruk” kan kedua gunung ini, untuk membalas mereka yang memusuhimu.
Maka Rasulullah SAW berkata “Jangan, aku mengharapkan dari keturunan
mereka, akan lahir orang-orang yang shalih, yang menyeru terhadap Agama
Allah, yang beriman kepadaku,
Saudara-saudariku ,, Jikalau kita
memiliki pedoman sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW, kita
akan mendapatkan anugerah Besar,,, dan kita berpegangan kepada tali Nabi
besar Muhammad SAW, yang mana ketika dikucilkan, dicaci, dihina, dan
dimusuhi , Justru Beliau malah mendo’akan , agar dikuatkan keturunan
mereka , yang menolong agama Allah,
Rasulullah SAW mengajarkan ,
kepada umat-umatnya, untuk memperoleh kemuliaan maka haruslah kita
bersabar, berusaha, bertawakkal, untuk meraih apa-apa yang diinginkan,
sekali lagi harus bersabar ... menghadapi cacian , hinaan, fitnah, dan
ujian hidup ...
Itulah isyarat Allah SWT terhadap orang-orang yang terpilih untuk menuju ridhonya harus melewati pintu Sabar,
Orang-orang yang bersabar, adalah orang-orang yang terpilih dan dipilih untuk meraih cintanya Allah SWT,
Saudara-Saudariku .. kira-kira 2bulan yang lalu aku berkunjung
Masjidil Aqsa aku melihat daripadanya suatu tempat, seperti tempat
mengikat kuda. Dan akupun bertanya : “Apa itu” ?? dipojokan itu ??”
Maka seorang penjaga menjawab, itu adalah pengikat Buroq yang mana akan
digunakan Rasulullah SAW sebelum Isra’ walmi’raj. Dan aku bertanya pada
Guru beliau : Apa Sebabnya , Buroq ini diikat ?? Padahal dia datang dari
langit ? Maka Beliau menjawab : “Mereka juga makhluk-makhluk Allah
SWT, ini merupakan ta’lim, pengajaran bagi kita, walau mereka adalah
makhluk-makhluk dari langit, Namun daripada itu mengandung pengajaran
bagi kita, agar tidak meremehkan segala sesuatu yang datangnya dari
Allah SWT, dan berkata : “Biarkan saja, biarkan saja, biarkan saja ...” .
Namun kesemuanya itu butuh usaha, butuh asbab, butuh mujahadah,butuh
perbuatan kita, bukan meremehkan begitu saja , membiarkan seakan-akan
Allah SWT adalah Pembantu kita, yang akan berbuat terhadap apa saja yang
kita kehendaki.
Dan marilah kita berdo’a, semoga Masjidil Aqsa
tetap terjaga dan dijaga .. dari tangan-tangan yahudi, tangan-tangan
yang memusuhi agama Allah.
Dan suatu ketika di Masjidil Aqsa .. aku
melihat, pada hamparan batu , yang terakhir kali beliau menginjakan
kakinya di bumi sebelum Beliau melaksanakan Isra’ dan Mi’raj, maka
orang-orang yang bersamanya berkata : “ Coba sentuhkan tanganmu itu,
sentuhkan telapak tanganmu itu pada Batu yang telah diinjak Baginda
Rasulullah SAW, Rasakan ... maka bagian batu yang telah diinjak itu,
terasa sangat lembuuut, dan wangi. Wewangian itu lebih wangi dari
wewangian yang paling wangi..
Sampai sekarang, bilamana kita
berkunjung ke Masjidil Aqsa dan kita melihat tempat batu yang melayang ,
dimana ketika Rasulullah SAW akan Mi’raj .. Batu itu menyentuh telapak
kaki Rasulullah SAW. Dan daripadanya terdapat jeruji-jeruji besi yang
terdapat didalamnya, ada Batu bekas pijakan kaki Rasulullah SAW, ketika
kita memasukan tangan kita dan menyentuhnya, maka kita akan merasakan,
betapa lembut dan wanginya batu tersebut.
Sebagaimana yang telah
disampaikan dan kita dengar tadi, ketika Rasulullah SAW, melakukan Isra
Mi’raj bersama Malaikat Jibril, ketika sampai menembus langit, dan
ketika sampai ke Pintu langit, Beliau disambut para Penghuni Langit.
maka mereka (para penghuni langit) bertanya :
“Siapa engkau ... ???”
“Aku jibril “ jawab Malaikat Jibril
“Siapa Bersamamamu” tanya Penghuni langit
“Dia Muhammad” jawab malaikat Jibril
“Apakah dia telah diutus ???”
“Betul” jawab malaikat Jibril.
Maka dibukalah pintu-pintu langit, dan mereka bergembira menyambut kedatangan Sayyidina Muhammad SAW.
Ada pelajaran penting dari Malaikat Jibril As , ketika para penjaga
langit bertanya kepadanya ,, dimana kala itu malaikat Jibril membawa
Rasulullah SAW, Beliau memberikan pelajaran kepada kita bahwa sebagai
makhluknya Allah, kita harus teliti dan cermat. Padahal kita tahu, tidak
penting bagi Malaikat – malaikat dan Penghuni langit bertanya, siapa
Malaikat Jibril yang mana mereka tahu Jibril adalah rajanya Para
Malaikat Allah, Mereka sejatinya telah mengenal Malaikat Jibril dan
wajah terindah yakni Rasulullah SAW, Namun inilah pelajaran bagi kita ..
Bahwa butuh ketelitian dalam kita bersabar dan beramal sebagaimana para
Malaikat bertanya kepada Malaikat Jibril,
Dan ketika sampai
kepada Sidrathul Muntaha , Malaikat Jibril berkata , “disini tempat
untukku meninggalkanmu Wahai Muhammad SAW. Maka Nabi Muhammad SAW
mengatakan “Yaa Malaikat Jibril, adakah seorang kekasih meninggalkan
orang yang dikasihinya sendirian ?? . Kemudian Malaikat Jibril berkata
seakan tahu kedudukanya disisi Allah: “Wahai Muhammad, jika engkau maju
maka engkau akan menemukan dan menembus cahaya-cahaya kemuliaan. Namun
jika selangkah saja aku maju, maka aku akan terbakar”.
Maka
menembuslah Rasulullah SAW pada cahaya-cahaya keindahan dimana
Rasulullah SAW bertemu dengan Rabb nya, dimana tiada satupun makhluk
Allah SWT, tiada satupun dari Nabi dan Rasul yang diutusnya kecuali
Rasulullah SAW, tidak malaikat yang dekat sekalipun sampai dengan
kemuliaan kedudukan mulia Rasulullah SAW. Dimana Beliau dipertemukan
dengan Tuhanya yang telah menciptakanya beserta alam jagad raya ini,
Beliau bertemu dengan Allah SWT ...
Pada saat itu Allah SWT
menerbitkan cahaya-cahaya keindahan dimana cahaya keindahan tersebut
tiada dapat menyamai, lebih indah dari apapun, tiada tergambarkan
dahsyatnya keindahan itu tiada dapat diungkapkan dengan kalimat apapun.
Maka Rasulullah SAW berkata kepada Allah SWT
“Attahiyaatul mubarokaatuussholawaatuttoyyibaatulillah”
( Segala kemuliaan , segala keberkahan, segala keluhuran, adalah milik Allah ... )
Setelah Rasulullah SAW mengucapkan Salam kepada Allah SWT , maka Allah
menjawab Salam Beliau ,,, “Assalaamu’alayka ayyuhannabiyyu
warohmatullaahi wabarokaatuh”
Segala kesejahteraan, dan kemuliaan kepada engkau Wahai Nabiku Muhammad SAW dan Rahmat dan keberkahan untukmu Wahai Muhammad
Maka Rasulullah SAW menjawab : “Assalaamu’alainaa wa’alaa ibaadillahisshoolihiin”
Ketika Allah mengguyur Rasulullah SAW dengan fa’idatussalam, keluhuran salam ,
Rasulullah SAW tidak melupakan umatnya. Umat – umatnya yang Shalih,
Umat-umat yang senantiasa ingin merasakan Lubernya kesejahteraan Salam
yang Allah limpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
Lantas, apakah
ketika kita mempunyai keinginan, mempunyai cita-cita, kita melupakan
Rasulullah SAW dengan mencapakkan cinta Beliau dan enggan menjawab Salam
Beliau ??
Ketahuilah ketika engkau membaca pada Tahiyat Shalat,
hadirkan hatimu , hadirkan kecintaanmu. Ketahuilah bahwa Salam tersebut
bukan sembarang salam. Yang mana dengan berpedoman dan memahami bacaan
itu, kau akan terbimbing pada kehidupan para Shalihin yang bercahaya
dengan keluhuran cahaya yang sebenarnya.
( Segala kemuliaan , segala keberkahan, segala keluhuran, adalah milik Allah ... )
Setelah Rasulullah SAW mengucapkan Salam kepada Allah SWT , maka Allah menjawab Salam Beliau ,,, “Assalaamu’alayka ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh”
Segala kesejahteraan, dan kemuliaan kepada engkau Wahai Nabiku Muhammad SAW dan Rahmat dan keberkahan untukmu Wahai Muhammad
Maka Rasulullah SAW menjawab : “Assalaamu’alainaa wa’alaa ibaadillahisshoolihiin”
Ketika Allah mengguyur Rasulullah SAW dengan fa’idatussalam, keluhuran salam ,
Rasulullah SAW tidak melupakan umatnya. Umat – umatnya yang Shalih, Umat-umat yang senantiasa ingin merasakan Lubernya kesejahteraan Salam yang Allah limpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
Lantas, apakah ketika kita mempunyai keinginan, mempunyai cita-cita, kita melupakan Rasulullah SAW dengan mencapakkan cinta Beliau dan enggan menjawab Salam Beliau ??
Ketahuilah ketika engkau membaca pada Tahiyat Shalat, hadirkan hatimu , hadirkan kecintaanmu. Ketahuilah bahwa Salam tersebut bukan sembarang salam. Yang mana dengan berpedoman dan memahami bacaan itu, kau akan terbimbing pada kehidupan para Shalihin yang bercahaya dengan keluhuran cahaya yang sebenarnya.
0 komentar:
Posting Komentar