"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Sabtu, 08 Oktober 2011

1. Biografi

- - - Bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll. tapi justru mewarnai semua gerak-gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy. - - -


Dari Forum Tanya Jawab www.majelisrasulullah.org
18 Oktober 2011

From: Mursa bin Muhammad
Assalamu’alikum wr. wb.
Habib mungkin Habib pernah mendengar pepatah: Tak kenal Maka tak Sayang.
Maka di kesempatan & forum ini Ana Cuma mau minta Izin kepada Habib untuk mengirimkan tentang Biografi Habib Munzir.
Atas balasannya saya ucapkan terima kasih.


Re: Habib Munzir al Musawa
Alaikum Salam wr wb.
….
Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa. Saya dilahirkan di Cipanas, Cianjur, Jawa barat pada hari Jum'at 23 Februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H.
Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma'had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan. Lalu mengambil kursus Bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur. Lalu memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur. Kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim, Hadhramaut, Yaman, selama empat tahun. Di sana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur’an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu-ilmu syariah lainnya.
Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah dengan mengunjungi rumah-rumah, duduk dan bercengkerama dengan mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan. Lalu atas permintaan mereka, maka mulailah saya membuka majlis. Jumlah hadirin sekitar enam orang. Saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt yang membuat hati pendengar sejuk.
Saya tidak mencampuri urusan politik dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll. tapi justru mewarnai semua gerak-gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy. Kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy. Kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy. Pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy.
Betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan. Inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing-masing dengan kesibukannya, tapi hati mereka bergabung dengan satu kemuliaan. Inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam.
….

Ingin membaca cerita lainnya?
Klik KEMBALI KE DAFTAR ISI

0 komentar:

Posting Komentar