"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Sabtu, 08 Oktober 2011

27. Singapura dan Kualalumpur

- - - selepas Shalat Magrib masjid itu sudah setengahnya terisi jamaah, hadirin-hadirat berkisar 1.500 orang. Maulid Dhiya'ullami dilantunkan, lalu saya menyampaikan tausiyah sekiatr 60 menit. Derai dan jerit tangis hadirin terdengar jelas di tengah-tengah seruan dan munajat. Sungguh jiwa mereka sangat haus menerima seruan-seruan kelembutan ilahi, tuntunan kedamaian Sayyidina Muhammad saw - - -


Dari www.majelisrasulullah.org
Ditulis oleh: Habib Munzir al Musawa
Pagi, Selasa 16 Februari 2010, saya dan Muhammad Qalby meninggalkan Bandara Soekano Hatta menuju Changi Airport S’pore. Kami tiba pagi itu telah dinanti oleh Sayed Abdulkader Ali Alhaddad, kordinator dakwah untuk wilayah S’pore dan beliau pula yang selalu mengatur jadwal kunjungan saya dan Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Alhabib Umar bin Hafidh ke Singapura.
Kami tiba dan saya langsung menjalani pengobatan dan pemeriksaan, pengobatan kali ini dilakukan dengan Magnet Electrik di beberapa bagian tubuh, maka tanpa di kira-kira pengobatan syaraf itu membuat kantuk yang luar biasa. Tidak beberapa menit kemudian saya pun terlelap tidur dan tak sadarkan diri sampai hampir lewat waktu dhuhur. Saya sekedar bangun dan niat jamak ta’khir lalu tak bisa bangun karena kantuk yang dahsyat dan baru siuman pada dekat waktu magrib. Kami melakukan Shalat Dhuhur dan Asar, lalu menanti waktu magrib, kemudian melakukan Shalat Magrib dan Isya jamak taqdim dan turun menemui tamu tamu untuk acara maulid.
Sebenarnya tak ada acara dakwah untuk singapura, hanya pengobatan saja, namun sekedarnya maka dibuatlah maulid di kediaman Sayed Abdulkader Ali Alhaddad. Hadirin berkisar 200 orang pria dan wanita saja. Selepas isya acara selesai dan saya tak lagi bisa menahan kantuk. Sungguh pengobatan itu dahsyat sekali, lebih dari pil tidur karena tak habis-habis daya kantuknya. Saya pun beristirahat lagi dan baru terbangunkan sekitar 1 jam sebelum subuh. Beberapa rakaat witir dan dzikir, lalu meneruskan perjalanan diantar beliau menuju Bandara Changi untuk meneruskan dakwah ke Kualalumpur Malaysia. Perjalanan ditempuh sekitar 90 menit, dan sepanjang jalan saya masih terus dalam kantuk.
Kami tiba di Bandara Kualalumpur disambut oleh Adda'I ilallah Alhabib Ali Zainal Abidin Al Hamid, Al Habib Husein Juneid, dan Ustaz Azyan, selaku Imam Masjid Raya Al Falah. Sambutan dan peluk rindu atas lamanya saya tak mengunjungi K’lumpur. Kami tiba dikediaman Hb Husein Aljuneid dan sungguh kantuk masih terus membayangi mata ini dan saya beristirahat hingga sore hari, dekat dengan waktu magrib kami makan seadanya lalu menuju Masjid Al Falah, Subang Jaya Kualalumpur. Ratusan Jamaah sudah memadati masjid raya nan megah itu dan saat selepas Shalat Magrib masjid itu sudah setengahnya terisi jamaah, hadirin-hadirat berkisar 1.500 orang. Maulid Dhiya'ullami dilantunkan, lalu saya menyampaikan tausiyah sekiatr 60 menit, derai dan jerit tangis hadirin terdengar jelas di tengah-tengah seruan dan munajat. Sungguh jiwa mereka sangat haus menerima seruan seruan kelembutan ilahi, tuntunan kedamaian Sayyidina Muhammad saw.
Acara selesai dan kami dijamu dan tatap muka dengan para ulama dan habaib setempat dan disepakatilah untuk kunjungan berkala setiap bulannya di Kualalumpur. Kemungkinan bulan depan kunjungan di Masjid Bukhari atau Baitul Aman di Syah Alam Kualalumpur, namun kepastiannya masih kami tunggu dari hasil musyawarah mereka kelak. Ustadz Azyan, Hb Husein Juneid, Hb Abdurrahman Haddad, Hb Ali Zainal Abidin Alhamid, Hb Faisal Alhabsyi, bagaikan bintang-bintang cemerlang di Kualalumpur, yg menjadi penghantar perantara masuknya para dai dari pelbagai negara ke Kualalumpur dan hampir seluruh wilayah Malaysia.
Rabbiy Tuhanku Yang Maha Menggenggam ruh dan jiwa ini, beri kemampuan pada hamba untuk terus mengunjungi wilayah kota-kota besar muslimin, Singapura, Kualalumpur, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin dan lainnya, juga wilayah wilaya terpencil, sebagaimana wilayah wilayah hutan pedalaman Irian Barat. Wahai Tuhanku beri hamba kesehatan, tangis doa dan jeritan haru terus berderai di setiap tausiah seruan hamba. Ucapan kalimat-kalimat dari lidah pendosa ini terus membawa manfaat dan getaran jiwa di sanubari penduduk segenap wilayah, maka berilah kesehatan, kemampuan, kekuatan, sungguh terasa hancur dan lelah tubuh ini, sungguh berat dan malas mengadakan kunjungan ke luar kota dan luar negeri, berdesakan dengan banyak orang, berpacu dengan waktu, terburu-buru dan berpeluh lelah. Bosan dan penat sekali rasanya untuk meneruskan kunjungan-kunjungan, namun semangat sungguh terbangkitkan jika mengingat perjuangan Guru Mulia (Habib Umar bin Hafidz) yang tak kenal lelah dalam dakwah beliau.
Kutulis laporan ini pada pagi, Kamis 18 Februari 2010, aku berada di atas permukaan pulau Sumatera dan pesawat sebentar lagi mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Wahai Sang Maha Pemelihara langit dan bumi, peliharalah iman kami, makmurkanlah iman ummat ini, curahkan hidayah pada mereka yang belum memeluk islam, limpahkan keinginan bertobat pada mereka yang terjebak dalam dosa besar, dan limpahkan semangat dan kemakmuran bagi para da’i penyeru ke jalan keluhuran, permudah perjuangan kami dalam membenahi ummat ini, singkitkan kesulitan dan hambatan, sering kami terhalangi oleh pendanaan, dana tiket penerbangan, atau kesehatan yang tidak mendukung, atau bahkan bisikan syaitan untuk bermalas-malasan, maka Rabbiy terbitkanlah cahaya untuk kami yang memusnahkan segala penghalang itu… wahai Rabbiy…. Amiin.


Ingin membaca cerita lainnya?
Klik KEMBALI KE DAFTAR ISI

0 komentar:

Posting Komentar