"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Sabtu, 08 Oktober 2011

25. Sukoredjo, Pandaan, Malang Jawa Timur

- - - Saya katakan, “Yai apakah tidak kelelahan jamaah di atas truk sampai Solo atau Jakarta?”…. Beliau menjawab sambil tertawa, “Mereka murid-murid saya itu Pasukan Katak Bib, mereka ampibhi, dimana saja hidup.”…. Wahai Rabb, perbanyaklah para da'i berjiwa baja seperti ini. Sungguh muslimin akan cepat terbenahi jika banyak ulama dan kyai yg berjiwa tegar penuh semangat
sebagaimana beliau. - - -


Dari www.majelisrasulullah.org
Ditulis oleh: Habib Munzir al Musawa
Pagi, Jumat 13 Februari 2010, saya bersama Muhammad Ainiy meninggalkan Bandara Soekarno Hatta pkl 07.00 menuju Bandara Juanda Surabaya. Kami tiba dan telah dinanti oleh Hb Muhammad Bin Hadi, seorang pengusaha yang mapan di wilayah Surabaya. Beliau memang selalu simpatik dalam hal yang bersifat dakwah dan sangat perduli dengan perluasan dakwah khususnya di wilayah Jawa Timur.
Beliau mempunyai Villa di wilayah Tretes. Wilayah Tretes dikenal sebagai tempat rekreasi dan juga banyak terdapat prostitusi. Namun beliau sering mengadakan Tablig Akbar di wilayah Tretes dan sekitarnya, juga pengajian berkala bersama KH Sa’dullah dan jamaah, dan pernah beberapa kali saya menginap di Villanya yang dipinjamkan begitu saja bagi para da’i dari jauh yang berkunjung.
Habib Muhammad bin Hadi menjemput saya dan mengantar saya ke masjid sekaligus pesantren KH Sa'dullah yang memang merupakan tujuan acara kunjungan saya kali ini. Kami tiba pkl 10.00 WIB, dimeriahkan dengan sambutan hadroh dan Thola’al Badru. Jamaah sangat bersemangat dan haru, karena sudah 6 tahun saya tidak kunjung ketempat tersebut. Kira-kira pada awal 2002 saya mengunjungi KH Sa’dullah dan berkenalan, lalu mulailah kunjungan demi kunjungan yang kemudian menjadi kunjungan bulanan berkala. Beliau memimpin lebih dari 60 cabang majelis taklim di 60 wilayah seputar Jawa Timur dan sebagian Jawa tengah. Pernah saya berkata pada beliau, bisakah jamaah dipadukan kesemuanya dari semua cabang? Beliau mengeluhkan transportasi, beliau berkata paling tidak kita butuh 80 sampai 100 truk untuk mengangkut mereka dari seluruh wilayah. Subhanallah….
Saya pernah mengunjungi hampir seluruh wilayah cabang majelis beliau dan memang setiap cabang tidak kurang dari 1000 sampai 5000 orang hadirinnya. Namun beliau sangat rendah hati dan selalu merendah, seakan-akan berlaku sebagai khadim, khususnya bagi para habaib, dan beliau adalah ulama dan da’i yang gigih, tabah, dan bersemangat dalam terus memperluas dakwahnya.
Beliau pernah bercerita ketika melewati medan-medan yang jauh di pedalaman Jawa Timur. Beliau berkata, “Di sini dulu belum ada jalan mobil Habib. Kami berjalan kaki berjam-jam untuk mencapai perkampungan dengan membawa hadroh untuk berdakwah, dan dulu kami cuma punya truk tua, maka truk itulah yang mengantar kami kemanapun wilayah yang kami kunjungi. Truk sering mogok dan kami bersama-sama mendorongnya walau hujan deras sekalipun dan kami sering sampai ke Solo atau bahkan Jakarta dengan Truk itu.
Saya katakan, “Yai apakah tidak kelelahan jamaah di atas truk sampai Solo atau Jakarta?”
Beliau menjawab sambil tertawa, “Mereka murid-murid saya itu Pasukan Katak Bib, mereka ampibhi, dimana saja hidup.”
Wahai Rabb, perbanyaklah para da'i berjiwa baja seperti ini. Sungguh muslimin akan cepat terbenahi jika banyak ulama dan kyai yang berjiwa tegar penuh semangat sebagaimana beliau. Semoga Allah swt melimpahkan rahmat dan kemudahan selalu kepada beliau, dan inayah serta pertolongan dalam perjuangan beliau dan hari hari beliau. Juga kepada segenap para da'i di muka bumi, khususnya wilayah Indonesia, negeri muslimin terbesar di muka bumi…. Amiin.


Ingin membaca cerita lainnya?
Klik KEMBALI KE DAFTAR ISI

0 komentar:

Posting Komentar