"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Sabtu, 08 Oktober 2011

8. Pendaapat Habib

- - - Saya hanya ingin berbakti pada Nabi saw dan guru mulia saya di dunia ini. Saya habiskan segalanya demi cinta, terserah mereka ingin memuji atau mencaci… Poster saya dipajang dimana-mana, namun saya pun banyak yang membenci dan memaki… Di suatu tempat saya dirindukan dan foto saya dipajang sebesar-besarnya, di tempat lain kepala saya dihargai 5 ribu USD bagi yang bisa mendapatkannya… Saya tak perduli lagi dengan itu, saya hanya ingin Sang Kekasih (saw) gembira, dicintai, diidolakan, dirindukan, dan diikuti. - - -


Dari Forum Tanya Jawab www.majelisrasulullah.org
29 September 2007

From: Iki
Assalamualaikum wahai guru yang ku muliakan, saya sudah membaca di website Majelis Rasulullah tentang Habib Munzir memakai emas. Menurut saya itu betul kalau Habib itu berhati emas. Lalu bagaimana pendapat Habib? wassalam.

Re: Habib Munzir al Musawa
Duh… saya tidak mau mengecewakan orang yang mencintai saya, maka saya hanya bisa mendoakan agar orang yang mencintai saya agar didekatkan pada Allah swt dan diharamkan dalam api neraka.
Saya pernah termenung dan berkhayal, seakan kiamat telah terjadi, ribuan jamaah Majelis Rasulullah saw masuk ke dalam sorga, maka saya akan pamit pada mereka untuk kembali ke tempat saya yang semestinya, yaitu api neraka. Saya hanya bisa menitipkan salam untuk disampaikan pada Nabi saw dan guru mulia saya, bahwa Munzir sudah berusaha menjalankan baktinya karena cintanya pada Beliau saw dan guru mulia. Dan tugas cintanya sudah selesai, ia sudah kembali ke tempat yang patut untuknya, yaitu di dasar neraka.
Saya hanya ingin berbakti pada Nabi saw dan guru mulia saya di dunia ini. Saya habiskan segalanya demi cinta, terserah mereka ingin memuji atau mencaci. Silahkan puji jika itu akan menambah iman dan semangat. Silahkan caci maki jika itu membuatnya semakin baik.
Poster saya dipajang dimana-mana, namun saya pun banyak yang membenci dan memaki.
Di suatu tempat orang berdesakan ingin berebutan menyentuh tangan saya, di tempat lain saya dihadiahi makanan yang diracun.
Di suatu tempat saya dikawal, di kejadian lain saya disabotabase dalam percobaan pembunuhan. Di suatu tempat saya dirindukan dan foto saya dipajang sebesar besarnya, di tempat lain kepala saya dihargai 5 ribu USD bagi yang bisa mendapatkannya.
Itu semua sama-sama terjadi dalam kehidupan ini.
Saya tak perduli lagi dengan itu, saya hanya ingin Sang Kekasih (saw) gembira, dicintai, diidolakan, dirindukan, dan diikuti.
wallahu a'lam

….
….
….

he..he...he...
Terimakasih saudara saudaraku atas dukungannya,
Dakwah kita kini sudah didukung oleh Gubernur, bahkan petinggi Polda Metrojaya dan Mabes Polri.
Namun saya ingat dulu saya pernah diracun dan Alhamdulillah hal itu tak terulang. Saya dihadiahi parsel buah apel oleh seorang pemuda. Pemuda itu wajahnya pucat dan tampak grogi. Saya memandangi wajahnya. Saya lihat hal yang berbeda diwajahnya dan tangan saya serasa sangat berat menerima hadiah itu. Saya seperti merasa memegang bara api dan saya pandangi wajah pemuda itu dengan tajam, dia tampak ketakutan.
Saya tanya dengan lembut, “Anda dari mana?”
Ia bilang “Dari Pengadegan.”
Saya tahu betul pemuda ini memang sering saya lihat di Masjid Alhasanain, Pengadegan, Jakarta selatan. Temannya sudah menunduk tak berani mengangkat kepala.
Saya terima hadiah itu dan mereka pergi terburu-buru.
Sampai di rumah saya ingat akan parsel itu. Saya minta pada yang bertugas di rumah untuk membuat jus dari apel-apel hadiah itu.
Si pemuda yang bertugas memasak di rumah memilah-milah apel itu yang kesemuanya muda. Hanya satu yang agak lembut dan ranum, agak tak wajar ranumnya namun ia tak curiga dan langsung membuatnya jus.
Saya minum satu gelas dan istri saya seperempat gelas. Sejam kemudian kami muntah-muntah dan mengandung darah segar. Istri saya agak ringan, tapi saya sangat parah dan opname beberapa hari.
Setelah mendapat keterangan bahwa apel itu menurut dokter yang berpengalaman, telah disuntikkan Karbol padanya. Menurut dokter itu, hal itu sudah biasa dan sering dipakai masa kini, buah yg disuntikkan karbol cukup untuk membunuh, dan harganya pun murah dan orang akan mengira itu adalah dari sebab pestisida dari kebun buah asal.
Namun Allah menyelamatkan saya Alhamdulillah.
Untung bukan anak-anak saya yang memakan apel itu. Masya Allah.
Anak muda itu menghilang dari wilayah pengadegan dan tak pernah kembali, dan saya telah memaafkannya.
Insya Allah kejadian itu tak terulang lagi.

Ingin membaca cerita lainnya?
Klik KEMBALI KE DAFTAR ISI

0 komentar:

Posting Komentar