"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)


Sabtu, 08 Oktober 2011

7. Mengatur Waktu

- - - Hal-hal seperti itu sudah lama sirna dari hari-hari saya, Allah swt menggantikannya dengan ketenangan dan sakinah hingga saya mampu bertahan.- - -


Dari Forum Tanya Jawab www.majelisrasulullah.org
13 Februari 2009

From: Hitokiri
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Dear Habib Munzir,
Semoga Allah senantiasa memberikan limpahan keberkahan, kesehatan dan semua-muanya kepada Habib. Amiennnn.
Habib saya ingin bertanya mengenai aktivitas Habib Munzir yang Buanyak (padat merayap) bagaimana dengan waktu Habib memberikan pendidikan kepada anak Habib? Dengan metode seperti apa? Mungkin hal ini akan menjadi referensi saya nantinya
(insyaAllah) jika mempunyai anak.
Selain itu saya ingin bertanya apakah Habib mempunyai waktu tidur yang cukup, olahraga yang cukup sehingga Kondisi habaib selalu sehat bugar (insyaallah).
Oia Bagaimana dengan penyakit Habib? Apakah setelah menelepon Habib Umar, bahkan bertemu dengan beliau, keadaannya membaik.
Terima kasih habib jika bersedia sharing dengan kami.
Wassalamualaikum wr. wb.

Re: Habib Munzir al Musawa
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Kesejukan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi hari-hari Anda dengan kebahagiaan.
Saudaraku yang kumuliakan,
Jangan tanya pengaturan waktu saya, sungguh semua adalah inayah Allah. kalau bukan Inayah Allah, tak seorangpun bisa bertahan hidup seperti yang saya alami ini dalam kesibukan.
Saudaraku, saya sering berhari-hari tidak tidur. Terkadang kesibukan selesai namun tidak bisa tidur karena pemikiran penuh rencana kerja di esok hari, wawancara, tamu, majelis, kunjungan dakwah, forum, pemecahan masalah, diskusi perluasan dakwah, pembahasan program-program baru, laporan majelis-majelis sekitar, menjalin hubungan dakwah dengan segenap kalangan masyarakat, mengamati politik, mengamati berita yang tersebar dan mencari jawaban pemecahannya untuk dilontarkan di majelis, memikirkan strategi dakwah dalam menangkal kejahatan strategi musuh-musuh islam yang terus menyerang kita, menjawab forum, surat, sms, dll.
Terkadang saya lupa makan, tanpa sarapan pagi dan tanpa makan siang, sore baru saya ingat bahwa saya belum makan apa-apa, kadang lanjut hingga esoknya. Atau lupa minum, dari pagi ada rasa haus namun tertutup oleh kesibukan, sampai siang, sore.
Kadang saya iri melihat orang yang pulang kerja bisa santai di rumah atau makan di pinggir jalan dengan santai, atau jumpa teman dan bercengkerama. Hal-hal seperti itu sudah lama sirna dari hari-hari saya, Allah swt menggantikannya dengan ketenangan dan sakinah hingga saya mampu bertahan.
Dari penuhnya pikiran saya, saya sampai tidak tahu arah jalan pulang ke rumah sendiri, padahal 6 tahun saya di Cidodol. Beberapa hari yang lalu kebetulan mobil dipakai tamu, maka saya pakai taxi. Untung ada satu aktivis yang ikut menemani.
Kebetulan sopir taxi bertanya, “Kemana pak?”
Saya jawab, “Ke Kebayoran Lama”
Ia berkata lagi, “Lewat mana?”
Saya diam… karena saya tidak tahu lewat mana. Untung aktivis yang menjawabnya, “Lewat Manggala Wanabakti dan belok di rel kereta api!”
Saya termenung… aduh… Saya tidak hafal jalan pulang ke rumah, padahal sudah 6 tahun tinggal di rumah di cidodol. Tentunya bukan buta jalan 100%, tapi pastilah muter-muter mencari sana sini dulu baru ketemu. Ketika melihat jalan-jalan yang saya lewati, saya benar-benar merasa asing dan risau. Benarkah ini jalannya? Rasanya tidak lewat sini? kayaknya sudah kelewatan? Ternyata sampai dengan benar.
Kenapa demikian? Karena setiap naik ke mobil kepala saya sudah penuh dengan bermacam-macam urusan. Saya shalat sunnah juga di mobil, dzikir di mobil, sering buka portable di mobil, bahkan sering online di mobil, anda bisa bayangkan 6 tahun berumah di Cidodol tapi tak hafal jalan pulang, padahal setiap hari saya keluar dan melewati jalan itu-itu juga.
Mengenai anak-anak, Allah swt memberikan bantuan yang sangat jelas. Mereka jarang jumpa saya, namun istri saya mendidiknya dan saya mendatangkan guru privat untuk hafalan al Qur'annya, untuk hafalan haditsnya, untuk sekolah umumnya. Mereka tidak sekolah di sekolah umum, mereka sekolah di rumah dengan guru ke rumah yang juga mendapatkan status yang sama dengan sekolah umum. Mereka juga melewati ujian, naik kelas dll.
Dan Allah swt berikan pada anak-anak itu sifat-sifat yang sangat jarang ditemukan pada anak-anak lain, mereka cerdas, cinta Nabi saw, taat, berakhlak dan sopan, tidak menyusahkan ayah ibunya, tak pernah merengek dan memaksa sesuatu, tak pernah berbuat kurang ajar apalagi mengeraskan suara pada ayah ibunya, dan banyak lagi keajaiban-keajaiban yang muncul pada anak-anak itu, karena saya titipkan pada Allah. Saya mendidik puluhan ribu ummat di luar, Allah swt menggantikan tarbiyah saya dengan tarbiyah ilahiyah yang sangat jauh lebih sempurna. Mereka sering bermimpi Rasul saw, mereka sudah semakin maju dalam hafalan alqur'an, mereka tak mau melihat aurat siapapun. Jika sesekali sarung saya tersingkap di atas betis, mereka buang muka tak berani melihatnya. Begitulah keadaan anak-anak ini, mereka sangat dijaga oleh Allah swt.
Namun jika bertemu maka mereka berebutan memamerkan hafalan Alqur’annya. Jika saya pergi mereka berebutan tidur dibekas saya tidur. Jika mereka telat satu rakaat saja shalat subuh berjamaah bersama saya, maka mereka menangis tersedu-sedu sesenggukan karena kesalnya ketinggalan satu rakaat subuh bersama saya. Semua pengaturan Allah swt. Subhanallah anak-anak ini….
Mengenai penyakit, Allah belum menyembuhkannya 100%, dan itu demi kebaikan saya. Jika saya sudah limit kelelahan, maka ia timbul dan kumat, bagaikan paku yang ditusukkan di belakang kepala. Maka saya tak punya pilihan selain meninggalkan semua aktifitas untuk istirahat total. Seakan alarm ilahiyah yang mengingatkan saya saat tubuh sudah limit.
Maha Suci Allah Yang Maha Memiliki hamba Nya, semoga Allah jadikan kehidupan yang sementara ini sebagai bekal kedekatan kehadirat Nya yang abadi.
Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan segala cita-cita.
Wallahu a'lam

Ingin membaca cerita lainnya?
Klik KEMBALI KE DAFTAR ISI

0 komentar:

Posting Komentar