- - - DVD itu adalah tontonan favorit buat anak saya (Aura, usianya masih 1 tahun 9 Bulan), mulai dari bangun tidur, mau makan, hingga menjelang tidur lagi, dia pasti meminta “abib ujil” (sebutannya untuk Habib Munzir) diputar. - - -
Dari blog arabiaan.blogspot.com
4 Juli 2010
From: Author Blog
Perjalanan dakwah Majelis Rasulullah ke tanah Papua telah beberapa bulan berlalu, namun gaung keharuannya masih sangat terasa di hati. Kita yang hanya dapat menyaksikan rekaman perjalanan itu melalui DVD yang diluncurkan oleh Majelis Rasulullah seolah dibawa ke belahan dunia lain. Melihat bagaimana sulitnya perjalanan tersebut melewati hutan belantara, jalan yang sangat rusak belum tersentuh pengaspalan, kadang kanan dan kirinya terdapat jurang menganga. Semuanya menggambarkan sulitnya dakwah di wilayah terpencil. Belum lagi ancaman-ancaman lain yang senantiasa mengintai.
Habib Munzir Al Musawa memberikan deskripsi perjalanan dalam DVD itu. Kalimat-kalimat yang sederhana meluncur deras menggambarkan keharuan-keharuan dan keprihatinan menyaksikan betapa tertinggalnya wilayah Papua dibanding wilayah lain di Indonesia. Bukan hanya dari segi fisik tapi juga di segi pembangunan spiritual. Kegembiraan luar biasa yang ditunjukan oleh Muslimin Papua menyambut kehadiran Habib Munzir sangat terekam jelas. Kerinduan-kerinduan yang tak bisa disembunyikan dari wajah-wajah saudara-saudara muslimin di sana begitu padat mengisi frame demi frame berdurasi kurang lebih 60 menit itu.
Semua keharuan itu ternyata tak berhenti saat DVD player dimatikan. Hati ini terhenyak melihat surat pembaca di majalah Alkisah. Sebuah surat yang mengemukakan kerinduan yang dalam pada Habib Munzir. Penulis surat yang berada di Papua itu pastinya belum pernah melihat Habib Munzir karena dia bertanya pada Ustadnya, siapa gerangan sosok dalam foto yang menyebabkan Sang Ustad seringkali menangis bila melihatnya? Sang Ustad menjawab foto itu adalah foto Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa, dirinya sendiri belum pernah bertemu Habib Munzir secara langsung meski dua kali sudah Habib Munzir mengunjungi Papua. Walau begitu, Ustad tersebut berwasiat pada jamaahnya untuk selalu mencintai keturunan Rasulullah SAW. Betapa tulusnya cinta sang Ustad kepada Rasulullah SAW.
Lalu, Seorang kawan jamaah yang baru kembali dari Jogjakarta juga bercerita soal daya tarik DVD Papua. Dia membawa serta DVD itu dalam perjalananya ke sana. Ternyata beberapa kawannya sangat antusias saat menyaksikannya, meluncurlah deras pertanyaan-pertanyaan seputar Majelis Rasulullah. Mereka juga menyatakan keprihatinannya atas betapa sulitnya menemukan majelis ilmu seperti Majelis Rasulullah di Jakarta. mereka merindukan pula hadirnya majelis-majelis yang senantiasa menumbuhkan cinta dan kerinduan pada Rasulullah SAW di wilayahnya, ramai-ramai mereka memperbanyak DVD itu, sebuah awal yang baik.
Berbeda pula di rumah saya, DVD itu adalah tontonan favorit buat anak saya (Aura, usianya masih 1 tahun 9 Bulan), mulai dari bangun tidur, mau makan, hingga menjelang tidur lagi, dia pasti meminta “abib ujil” (sebutannya untuk Habib Munzir) diputar. Dia juga seolah ingin menunjukan DVD itu pada tetangga atau kerabat yang kebetulan berkunjung ke rumah. Walhasil, dia hafal betul isi DVD itu.
Karena terlalu sering diputar, DVD itupun menjadi banyak goresan dan tak lagi sempurna gambar maupun suaranya. Tapi, dari hasil “presentasi” Aura, para tetangga dan kerabat yang pernah menyaksikan DVD itu menjadi ingin tahu, apa dan siapa sebenarnya Majelis Rasulullah dan Habib Munzir. Seorang tetangga sampai berkata “ini baru guru, sampe mau makan bareng sambil duduk di tanah gitu”. Sekarang, meski mereka belum sempat hadir di Majelis, mereka aktif memantau siaran langsung melalui radio.
Beberapa hari lalu, Aura dan uminya menginap di rumah mertua saya. DVD itu tak lupa dibawa oleh istri saya, rupanya terus menerus Aura meminta DVD itu diputar di sana. Adik ipar saya yang selama ini agak sulit beradaptasi dengan hal-hal yang berbau islam dan sering mencibir aktifitas saya hadir di majelis, mau tak mau harus melihat kejadian demi kejadian dan mendengar kata per kata isi DVD itu. Dia bisa melihat majelis seperti apa yang sering saya datangi. Dia juga melihat siapa sosok foto dalam bentuk pin yang tak pernah mau Aura lepaskan dari jaket kecilnya.
Senin malam ini, sebuah SMS masuk ke HP saya, tepat saat Habib Munzir berdiri memberikan ceramah di Masjid Almunawar. Isi SMS itu sangat singkat tapi sangat mengharukan buat saya. Istri saya mengabarkan bahwa adik ipar saya saat itu sudah berada di Masjid Almunawar. Subhanallah… Jika bisa berteriak berterimakasih saat itu, mungkin saya akan melakukannya. Betapa ALLAH telah membukakan pintu-pintu kebenaran tiada tara buat saya pribadi juga buat keluarga besar saya.
Semoga Allah memberikan Kesehatan dan Umur panjang buat Habibana Munzir, agar saudara-saudara kita yang belum sempat mengenal dan mendengar nasihatnya bisa turut merasakan cinta dan kerinduan pada ALLAH dan Rasulullah SAW melalui paparan beliau.
Bukan hanya di Jakarta, tapi di seluruh belahan bumi Indonesia. Amiinn….
Ingin membaca cerita lainnya?
Klik KEMBALI KE DAFTAR ISI
"Apabila Engkau sedikit berdzikir (mengingat Allah SWT di dunia) niscaya sedikit pula kesempatanmu memandang-Nya dan kedekatanmu pada-Nya di akhirat." (Al Habib Umar bin Hafidz)
Sabtu, 08 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar